MAKALAH PSIKOLOGI INTERNET
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
”kekejaman berdarah dingin” adalah penggambaran yang sempurna untuk masalah perilaku era digital yang disebut cyberbullying. Cyberbullying adalah bentuk komunikasi elektronik untuk menyakiti, mengancam, mempermalukan, mengucilkan, memeras pihak yang lemah. Cyberbullying saat ini menjadi sebuah perbincangan yang marak dibicarakan. Cyberbullying merupakan suatu perilaku agresi yang mengacu pada perilaku bully yang dilakukan oleh seseorang melalui social media. Banyak factor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan cyberbullying. Maka dari itu melihat fenomena-fenomena penggunaan internet yang terjadi di masa ini kami tertarik untuk membahas fenomena tersebut Cyberbullying yang marak terjadi di media sosial dalam sebuah makalah yang kami susun berjudul Fenomena Perilaku Cyberbullying di Media Sosial.
B. TUJUAN
untuk menganalisis fenomena perilaku Cyberbullying di media social.
BAB II PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. Definisi Cyberbullying
Rifauddin (2016) menjelaskan bahwa bullying adalah sebuah perilaku agresif yang sengaja dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebuah penyalahgunaan kekuasaan / kekuatan secara sistematik. Sedangkan cyberbullying merupakan perilaku seseorang atau kelompok secara sengaja dan berulang kali melakukan tindakan yang menyakiti orang lain melalui computer, telepon seluler, dan alat elektronik lainnya. Willard dalam jurnal Dina Satalina (Rifauddin, 2016) menyebutkan macam-macam jenis cyberbullying:
a. Flaming (terbakar) yaitu mengirimkan pesan teks yang isinya merupakan kata-kata yang penuh amarah dan frontal. Istilah “flame´ini pun merujuk pada kata-kata dipesan yang berapi-api. b.Harassment (gangguan) yaitu pesan-pesan yang berisi gangguan pada email, sms, maupun pesan teks di jejaring social yang dilakukan secara terus menerus.
c. Cyberstalking yaitu mengganggu dan mencemarkan nama baik seseorang secara intens sehingga membuat ketakutan besar pada orang tersebut.
d. Denigration (pencemaran nama baik) yaitu proses mengumbar kebukuran seseorang di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang tersebut.
e. Impersonatin (peniruan) yaitu berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik.
f. Outing & Terickarry yaitu outing menyebarkan rahasia orang lain atau foto-foto pribadi orang lain, sedangkan Terickarry (tipu daya) membujuk seseorang dengan tipu daya agar mendapatkan rahasia atau foto pribadi orang tersebut.
g. Exclusion (pengeluaran)yaitu secara sengaja dan kejam mengeluarkan seseorang dari grup online.
2. Definisi Flaming (pencaci makian)
Pencaci makian (flaming) adalah sebuah pesan dimana penulisnya menyerang penerimanya dengan berbagai istilah yang terlalu kasar atau seringkali pribadi. Pesan semacam ini meliputi kata-kata yang bersifat menghina mengenai pihak lain atau perusahaan. Resiko pencaci makian akan lebih serius karena adanya hukum federal yang berkaitan dengan berbagai isu seperti pelecehan seksual. Pengendaliannya meliputi pelatihan dan kebijakan untuk melarang pencaci makian dengan menerapkan berbagai hukuman jika tertangkap.
BAB III ISI
A. GAMBARAN FENOMENA KASUS
B. ANALISIS FENOMENA YANG DITEMUKAN
Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa fenomena yang kita ambil merupakan salah satu contoh cyberbullying yang termasuk kedalam flaming. Sesuai dengan pengertiana. flaming (terbakar) yaitu mengirimkan pesan teks yang isinya merupakan kata-kata yang penuh amarah dan frontal. Istilah “flame´ini pun merujuk pada kata-kata dipesan yang berapi-api. Karena terdapat pesan meliputi kata-kata yang bersifat menghina mengenai pihak lain. Dan secara tidak lansung merusak nama baik. warganet atau “netizen” adalah sebuah lakuran dari kata warga (citizen) dan Internet yang artinya "warga internet" (citizen of the net). Kata tersebut menyebut seseorang yang aktif terlibat dalam komunitas maya atau internet pada umumnya. Namun di masa sekarang ini kata netizen lebih cenderung kearah negative karena dipandang sebagai orang-orang yang sering berkomentar buruk pada kolom komentar media sosial artis atau public figure. Nampaknya para “netizen” ini terlihat tidak takut atas komentarkomentar yang mereka lontarkan pada kolom komentar artis atau public figure padahal bila di tindak lanjuti komentar buruk seperti itu dapat dibawa kerana hokum. Seperti yang tertulis tentang Penghinaan dan/atau pencemaran nama baik, dalam Pasal 45 ayat 3: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cyberbullying adalah bentuk komunikasi elektronik untuk menyakiti, mengancam, mempermalukan, mengucilkan, memeras pihak yang lemah. Di masa sekarang ini cyberbullying sering terjadi pada artis-artis ibu kota dalam sosial media mereka terdapat orang-orang yang sering berkomentar buruk yang lebih dikenal dengan sebutan “netizen”.
B. SARAN
Diharapkan bahwa setiap pengguna media sosial untuk lebih menyaring dan memilah bahasa yang baik dalam berkomentar. Memberikan masukkan itu baik namun, akan lebih baik jika menggunakan bahasa yang baik pula. Jadilah pengguna media sosial yang bijak dan tidak menggunakan komentar yang buruk pada kolom komentar artis atau public figure.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan,Fahmi. (2018). Religion Society & Social Media. Yogyakarta: Deepublish, https://books.google.co.id
Borba,Michele. (2010). The Big Book Of Parenting Solutions. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, https://books.google.co.id
Hall,James A. (2007). Information Technology Auditing and Assurance. Jakarta: Salemba Empat. https://books.google.co.id
Komentar
Posting Komentar